10.21.2010

3364hal14_perroller_boyo1.jpgDi akselarasi, Suzuki Spin 125 memang jagonya. Throttle dibuka sedikit, skubek asal Jepang berkapasitas silinder gede ini langsung ngacir. Tapi begitu putaran gas ditambah, eh sedikit terjadi penurunan tenaga sebelum mencapai top-speed. Bahkan di putaran puncak, powernya yang didapat pun tetap segitu-gitunya.

“Ini kerap dikeluhkan pemilik Spin 125 sejak awal mereka pakai. Meski diakui tarikan awal skubek ini lebih sip daripada lainnya. Padahal, motor enak dipakai itu bukan dirasa cuma di awal atau akhir aja. Tenaga yang rata mulai dari awal hingga akhir pastinya bikin irit bensin,” cuap Teguh Wiyono mekanik khusus skubek berjuluk VI-Teg.3365hal14_perroller_boyo2.jpg

Lantas untuk mendapatkan power rata seperti itu, Teguh punya ramuan paling sip yang siap diandalkan pemilik skubek berlambang ‘S’ besar ini. Caranya adalah dengan mengatur ulang bobot roller di rumah puli primer, serta menambah tekanan pada pegas pendorong di puli skunder atau sentrifugal.

Penggantian part seperti ini menurut Teguh yang terbukti sudah lakukan uji coba, konon masalah utamanya dipengaruhi bobot roller standar Spin yang masih terlalu berat. Sementara per atau pegas standar yang dipakai pun katagori tekannya termasuk agak lembek (gbr. 1). Dan itu terbaca dari tingginya per juga jarak antara ulir yang renggang.

3366hal14_perroller_boyo3.jpgAlhasil, begitu puli primer berputar tinggi ikut gasingan mesin, mangkuk puli lebih cepat menekan belt hingga diameter belt membesar. Maka dengan terpaksa puli skunder yang andalkan pegas kategori lemah itupun ikut terbuka dan membuat diameter belt mengecil.

“Akselarasi memang mantap. Sayang cepatnya perpidahan daya dari puli primer ke skunder tak didukung tekanan pegas optimal. Karena lemah, belt di puli skunder pun rawan slip. Kalau sudah slip, kerja kopling sentrifugal juga berpengaruh,” jelas warga Jl. Taman Malaka Selatan, K16/1, Pondok Kelapa, Jakarta Timur.

Maka dari itu dibutuhkan perubahan yang tidak terlalu berat guna memaksimalkan tenaga pada skubek ini. Sehingga tidak terjadi penurunan tenaga yang berujung pada borosnya bensin, bila skubek ini sering dipakai jalan harian.

Adapun ubahan yang sudah dilakukan sarjana teknik elektro di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta, di antaranya adalah menurunkan bobot standar roller Spin 125 dari 14 gram jadi 12 gram (gbr. 2). Penurunan ini dimaksudkan agar gasingan puli primer lebih halus, sehingga tidak menyebabkan slip di puli skunder bila buka tutup puli terlalu cepat.

Sementara itu, agar kerja mangkuk puli skuder lebih sip dan tidak menyebabkan belt slip, tekanan pegas harus lebih kuat dari standar juga memiliki kemampuan tekan yang merata. Sehingga kemampuan puli skuder saat memutar kopling sentrifugal maksimal hingga sampai ke roda belakang.

“Kalau roller 12 gram biasanya pakai produk aftermarket yang banyak di jual di toko variasi. Sedangkan per-nya, ada dua pilihan. Bisa pakai per racing buat Mio ukuran beban sedang atau cari punya Kymco Libero,” lanjut Teguh yang mengklaim per Kymco bukan cuma lebih tinggi tapi juga rata beban tekannya (gbr. 3).

Dan seperti biasa, untuk ganti dua komponen ini rumah CVT dibuka dengan melepas baut yang ada. Sedang untuk melepas puli primer dan skunder, butuh kunci khusus berupa trecker agar mur pengunci puli di porosnya dapat dibuka pakai kunci biasa. Coba deh!

Penulis/Foto : Kris/Boyo

1 komentar: